Financial Market Update
POI - Point of Interest:
Rilis data ekonomi, angka produksi industri AS bulan Mei tercatat hanya tumbuh sebesar 0,2% MoM dan 5,83% YoY, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang tumbuh 1,4% MoM dan 6,29% YoY. Hal tsb mengindikasikan adanya potensi pelambatan ekonomi di negara tersebut.
Volatilitas pasar global yang berlanjut diperkirakan masih akan membatasi peluang penurunan yield dan memberikan pergerakan yang fluktuatif di pasar surat utang domestik pada perdagangan awal pekan ini. Pelaku pasar wait and see terhadap hasil RDG BI pada Kamis ini untuk melihat langkah kebijakan Bank Sentral. Berdasarkan hasil survei konsensus Bloomberg, 10 dari 15 ekonomi memperkirakan BI masih akan mempertahankan suku bunga acuannya di level 3,50%, serta lainnya memperkirakan bahwa BI akan menaikkan suku bunga acuannya 25 bp ke level 3,75%.
IHSG pada perdagangan hari ini ditutup menguat 0,57% ke posisi 6.976,377. Net sell oleh investor asing di pasar reguler sebesar Rp 842,84 M.
Pada perdagangan akhir pekan lalu, bursa saham AS (Wall Street) secara mayoritas menguat. Indeks Dow Jones masih melemah 0,13%. Sedangkan, indeks S&P 500 dan Nasdaq berhasil rebound masing-masing menguat 0,22%, sedangkan Nasdaq melonjak 1,43%. Namun, secara keseluruhan, S&P masih anjlok 5,8% sepanjang pekan lalu. Pelemahan tersebut adalah yang terbesar sejak Maret 2020 atau saat periode awal pandemi Covid-19. Sedangkan, Dow Jones sepanjang pekan lalu juga masih ambles 4,8%, yang merupakan penurunan terbesar sejak Oktober 2020.
Nilai tukar rupiah hari ini ditutup anjlok 11 poin atau melemah 0,07% ke level Rp 14.836/USD.
Harga karet yang diperdagangkan di bursa berjangka Jepang ditutup di JPY 254,1/kg, turun 0,35%. Melemahnya harga karet karena pandangan negatif pemerintah Jepang terhadap produksi pabrik menyusul adanya hantaman virus Covid-19. Karantina wilayah di pusat bisnis China, Shanghai, memberikan dampak besar pada produksi pabrik Jepang, karena timbulnya gangguan pasokan suku cadang industri.
Bank sentral China (People Bank of China/PBoC) memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga pinjaman acuan hari ini, di mana suku bunga loan prime rate (LPR) tenor 1 tahun masih berada di 3,7%, sedangkan LPR tenor 5 tahun masih di 4,45%.
Pernyataan Bank Investasi JP Morgan, bahwa probabilitas AS mengalami resesi saat ini mencapai 85%, berdasarkan pergerakan harga di pasar saham. Indeks S&P 500 sepanjang tahun ini sudah jeblok sekitar 23%. Menurut JP Morgan, dalam 11 resesi terakhir, rata-rata indeks S&P 500 mengalami kemerosotan sebesar 26%.
Demikian disampaikan, terima kasih.
Divisi Pengelolaan Investasi
DAPENBI IP