Financial Market Update - Fri 17 Jun 2022
POI - Point of Interest:
Tekanan pada pasar global kembali meningkat seiring meningkatnya kekhawatiran investor terhadap langkah agresif Bank Sentral AS dalam menaikkan suku bunga acuannya yg akan memicu resesi ekonomi pada negara tsb. Pernyataan Gubernur Fed bahwa the Fed bukan berniat untuk menyebabkan resesi ekonomi, namun jalan menuju soft landing bagi perekonomian menjadi lebih sulit karena sentimen eskternal yang tdk dapat dikendalikan oleh Bank Sentral, seperti dampak dari perang Ukraina – Rusia terhadap kenaikan harga komoditas.
BoE menaikkan suku bunga sebesar 25bps menjadi 1,25% pada pertemuan Juni 2022, menjadi kenaikan terbesar dalam 13 tahun terakhir sbg usaha mengendalikan inflasi. BoE mengupayakan untuk mendorong inflasi kembali ke 2,0%yoy.
Rilis data perumahan AS Mei 2022, pasar perumahan di AS turun -14,4%mom (menjadi penurunan terbesar sejak April 2020). Penurunan tjd akibat banyaknya tekanan dari kenaikan inflasi, biaya bahan bangunan yang tinggi dan pasokan rumah yg terbatas. Jumlah ruma baru yang dibangun setiap tahun turun menjadi 1,55juta di bulan Mei 2022 dari 1,81juta di bulan April 2022.
Harga gas alam cair (LNG) global naik lebih dari 5% mendekati USD8.0/mmbtu (Metric Million British Thermal Unit). Prospek positif untuk harga LNG, sebagian besar didorong oleh permintaan domestik dan internasional yg lebih tinggi. Sementara itu, masalah pasokan LNG ke Eropa kembali muncul setelah Rusia memotong aliran LNG ke Jerman sebesar 60% dan Italia sebesar 15%, yg mendorong harga listrik Eropa menjadi lebih dari €130/mwh, yang meningkat lebih dari 40% dari minggu lalu.
Tarif listrik domestik dengan daya 3.500 VA ke atas (mencakup golongan rumah tangga nonsubsidi R2 dan R3 serta golongan pemerintah P1, P2, dan P3) akan mengalami kenaikan mulai 1 Juli 2022. Besaran tarif listrik golongan tersebut naik mulai Rp254,83 hingga Rp408,14 per kWh dari tarif semula, dan akan berlaku sepanjang periode triwulan III atau Juli-September 2022. Penyesuaian tarif ditetapkan dengan mengacu pada perubahan empat asumsi makro yaitu kurs, harga rata-rata minyak mentah Indonesia (ICP), inflasi, dan Harga Patokan Batu Bara (HPB).
IHSG ditutup anjlok 1,60% pada perdagangan hari ini ke level 6,936.97. Investor asing tercatat melakukan aksi beli sebesar Rp8,9 triliun dan aksi jual sebesar Rp9,7 triliun, sehingga investor asing tercatat jual bersih (net sell) sebesar Rp782,5 miliar. Sementara itu, indeks LQ45 tercatat melemah 1,96% ke level 997, JII turun 1,11% ke level 575.
Nilai tukar Rupiah ditutup melemah pekan ini di level Rp 14.821/USD, melemah 0,4% dibandingkan kemarin. Rupiah melemah 0,4% dari posisi penutupan kemarin dan secara tahun kalender (ytd) sudah turun 3,9%. Pelemahan ini seiring indeks dolar AS yang menguat 0,7% ke 104,4.
Demikian disampaikan, terima kasih.
Divisi Pengelolaan Investasi
DAPENBI IP