Financial Market Update
Point of Interest:
Inflasi produsen AS cenderung soft pada bulan Juli, dengan PPI tercatat di level 0,1% MoM dan 2,2% YoY, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar 0,2% MoM dan 2,7% YoY. Sementara itu, PPI inti tercatat sebesar 0,0% MoM dan 2,4% YoY di bulan Juli (prior: 0,3% MoM dan 3,0% YoY). Meredanya tekanan inflasi ini meningkatkan ekspektasi investor bahwa the Fed dapat lebih agresif dalam memangkas suku bunganya ke depan. Adapun fokus pelaku pasar akan tertuju pada rilis data CPI AS malam ini.
Inflasi UK naik ke level 2,2% pada bulan Juli (prior: 2%), sedikit di bawah perkiraan, sehingga meningkatkan ekspektasi pelaku pasar akan berlanjutnya pemangkasan suku bunga BoE dalam waktu dekat.
Harga minyak naik tajam pada sesi perdagangan Asia hari ini didorong oleh penurunan persediaan minyak AS dan ekspektasi cut FFR. American Petroleum Institute (API) melaporkan penurunan signifikan pada persediaan minyak AS, yaitu sebesar 5 juta barel pada pekan lalu.
Kementerian Keuangan mencatat defisit APBN sebesar Rp93.4 Triliun pada Juli 2024. Defisit ini setara dengan 0,41% PDB Indonesia. Meskipun demikian, Menteri Keuangan, Sri Mulyani, mengatakan bahwa pengelolaan APBN masih berjalan dengan baik, dimana APBN pada Juli 2024 memenuhi 55.1% dari target.
IHSG ditutup menguat 1,08% ke level 7.436,04, yang merupakan rekor tertinggi baru, sejalan dengan respons positif pelaku pasar terhadap rilis data inflasi produsen AS yang melambat di bawah ekspektasi.
Rupiah ditutup menguat 0,98% ke level Rp Rp15.678/USD, dibandingkan dengan penutupan sebelumnya di level Rp 15.833/USD, dan merupakan penguatan tertinggi dibandingkan negara Asia lainnya.
Divisi Pengelolaan Investasi
DAPENBI IP